Rabu, 17 Februari 2010

Tips Singkat Menilai Kualitas Motherboard

Motherboard adalah printed circuit board (PCB) utama pada komputer modern tempat berbagai komponen penting dalam sistem saling berinteraksi dan juga memberikan konektor bagi periferal lainnya. Juga lazim dikenal sebagai mainboard, system board dan pada Apple computers disebut logic board. Kadang disingkat menjadi mobo.
Saat ini banyak fitur yang dahulu dikontrol oleh motherboard, kini sudah diintegrasikan ke dalam prosesor, misal kontroler memory. Tetapi fitur pokok lainnya masih ditangani motherboard. Jumlah slot RAM, konfigurasi SLI dan CrossFire, jumlah port SATA, USB, opsi overclocking dan lain-lain.
Jadi bagaimanakah sebenarnya kualitas motherboard yang baik jika ada 2 dengan fitur yang sama? Ada tiga hal pokok yang patut menjadi perhatian.
Pertama, kualitas kapasitor.
Dengan alasan menekan biaya produksi, dahulu banyak produsen motherboard menggunakan kapasitor berkualitas rendah. Sehingga mudah bocor dan merusak. Kapasitor yang baik adalah jenis polimer, juga dikenal sebagai 'solid'. Bentuknya seperti kaleng aluminium kecil sehingga mudah dikenali. Ada juga solid kapasitor buatan Jepang (merek Nihon Chemi-Con, Rubycon, Sanyo, Matsushita / Panasonic, dan Hitachi).
Kedua, perlu diperhatikan kualitas 'chokes' (coils/kumparan) yang digunakan pada rangkaian regulator tegangan (terletak dekat dengan soket CPU). 'Chokes' bentuknya bujur sangkar (warna abu-abu/hitam) dengan ukuran kurang lebih 1cm x 1cm. Bahan dasarnya ada yang terbuat dari ferrite dan ada yang dari besi. Kualitas ferrite lebih baik daripada besi. Cirinya: jika melihat 'chokes' tanpa adanya coil/kumparan di dalamnya maka dipastikan itu adalah ferrite. Begitu sebaliknya.
Yang ketiga adalah jumlah fase pada rangkaian regulator tegangan. Analogikan fase sebagai piston dalam kendaraan bermotor. Semakin banyak semakin baik karena bebean kerja transistor yang ada juga semakin ringan. Akibatnya lebih sedikit menghasilkan panas. Semakin kurang panas yang ditimbulkan maka umur motherboard akan lebih panjang dan suhu yang rendah akan menambah performa komputer. Fase yang banyak juga meningkatkan efisiensi karena lebih sedikit mengkonsumsi energi.
Cara mengetahui jumlah fase yang dibutuhkan motherboard dengan menghitung jumlah 'chokes' yang ada dimana masing-masing 'chokes' saling terhubung dengan 1 fase. Akan tetapi patut dicermati pula prosesor yang digunakan karena prosesor masa kini butuh beberapa tegangan yang berbeda (konsekuensi adanya kontroler terintegrasi). Misal, motherboard yang dirancang untuk CPU dengan kontroler memori terintegrasi (semua CPU AMD dan Core I3, I5 Core dan Core i7 dari Intel), tegangan regulator akan menghasilkan dua tegangan yang berbeda, satu untuk CPU inti dan satu lagi untuk kontroler memori. Biasa disebut desain "6 +2", artinya 6 fase untuk prosesor dan 2 fase lainnya untuk kontroler memori terintegrasi. Contoh lainnya: motherboard dengan desain untuk prosesor Intel dengan vga kontroler terintegrasi, membutuhkan 3 tegangan berbeda. Desainnya adalah "6 +1 +1". 6 fase untuk CPU inti, 1 fase untuk kontroler memori dan 1 fase lagi untuk vga kontroler terintegrasi. Kesimpulannya belilah motherboard dengan fase lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Catatan kecil: Banyak produsen motherboard yang menggunakan higher switching frequency pada voltage regulator circuit (rangkaian regulator tegangan) sehingga fase yang ada menjadi lebih efisien.
Demikian tips singkat yang saya ambil dari Hardware Secrets dot com. Semoga bermanfaat dan membantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No SPAM please...